Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2013

MERAIH CINTA DALAM KESEDIHAN Bag.2 (cerpan)

Ku menyiapkan perlengkapan sekolahku pagi itu. Segera ku menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh. Dengan mengenakan pakaian putih abu-abu aku segera turun dan menuju meja makan untuk ikut sarapan bersama keluargaku. Ayah, Ibu, dan Kakakku.             Aku duduk di samping kakakku dan di depan ibuku. “Melly, Mama juga sedih mendengar kabar kalo Putri udah enggak ada,” ucap mama. “yang sabar yah de, kamu harus kuat. Kita semua sayang sama kamu,” ucap kakak menghibur. “iya makasih kak Rika,” jawabku.                                  “ayah juga enggak mau kamu sedih terus. Kamu harus buktikan ke Putri kalau kamu sayang sama dia dan merelakan Putri untuk pergi,” ujar ayah.             Aku hanya tersenyum lesu. Setelah makan aku diantar ayah menuju sekolahku. Sekolah dimana aku dan Putri bertemu. Kini aku kelas dua di SMA 19, kelasku berada di lantai dua. Lantai tiga adalah kelas satu dan lantai dasar adalah untuk kelas tiga. Sekolahku ini dapat dikatakan sekolah yang fa

MERAIH CINTA DALAM KESEDIHAN Bag.1 (cerpan)

Suara rintikan air menggema menghampiri bumi. Mereka belari-berlari di atas atap rumah. Mereka juga membasahi semua yang menyentuhnya. Namun, tetap saja mereka sangat diharapkan jika sedang musim kemarau. Tapi, tidak untuk hari ini ! Hari ini begitu berat untukku. Aku tak tahu mengapa rintikkan air yang deras ini turun dari langit. Turun saat aku lemah. Turun saat aku bersedih. Turun saat aku kehilangan satu-satunya sahabatku.             Aku berharap sore ini akan ada rangkaian warna-warni indah di angkasa. Rangkaian warna yang berasal dari pembiasan cahaya oleh air hujan itu. Pelangi. Ya, pelangilah namanya. Aku sangat mengharapkan pelangi muncul setelah hujan yang membasahi tubuhku dan gundukan tanah ini berhenti.             Aku yang terkena air ini secara langsung saja sudah kedinginan, apalagi kau yang ada di dalam tanah ini. Kau pasti sangat kedinginan. Oh sahabatku, aku sangat menyayangimu. Sebenarnya aku tidak rela jika engkau harus pergi dengan begitu cepatnya. Bukan

Belum Ada Kepastian (cerpen comedy gaje)

Di cuaca yang baik ini gue bangun lebih pagi dari biasanya. Gue sekarang memutuskan untuk hidup lebih baik lagi. Soalnya, kemarin gue kena poin gara-gara datang ke sekolahnnya telat. Gue udah jera, gue malu sangat malu. Apalagi, gue harus muterin lapangan di sebelah kolam ikan gurame di samping sekolah dan sehabis itu gue harus menjemurkan diri di bawah teriknya sinar matahari yang sangat menyengat. Bisa dibayanginkan burketnya kaya apaan. Alhasil, kepala gue pusing dan kulit gue yang putih pun menjadi agak gelap. Gue sangat malu, apalagi sama dia ! Reza !           Masa iya selama sekolah kita enggak pernah suka sama orang. Gue cewek dan gue kan punya hati, jadi gue berhak buat suka sama cowok. Saat ini orang yang gue taksir namanya Reza, nama panjangnya Reza Fransma. Bayangin kalau nama gue Audia Ary diganti jadi Audia Fransma, keren banget pastinya !           Yang bikin gue suka sama dia adalah pada saat acara perayaan ulang tahun sekolah, dia perform nyanyi sambil mainin