Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2013

Meraih Cinta Dalam Kesedihan Part 4

Tugasku untuk menjaga koprasi akhirnya telah usai. Sekarang waktunya aku kembali menuju kelas untuk mengikuti pelajaran. Memang sangat tanggung, hanya tinggal tiga puluh menit lagi pelajaran sekolah usai. Tapi, bukankah ada sebuah peribahasa “Kejarlah ilmu hingga ke negeri Cina” ? Dengan langkah penuh percaya diri, semangat yang membakar asa, dan kesedihan yang baru kubuang. Aku masuk ke dalam kelas untuk menerima pelajaran. Kedatanganku tidak di sambut oleh teman-teman. Tidak ada tepuk tangan untuk ku karena melawan kesedihanku. Tak ada pula sorak sorai yang menyemangatiku. Tapi, yang penting aku telah sedikit menjadi pribadiku yang dulu. Tak mudah untuk melawan kesedihan dalam waktu yang sesingkat itu. Kini, jika aku mengingat tentang Putri, sedikit kesedihan dan banyak semangat. “ permisi bu,” ucapku dan seluruh siswa yang ada di kelas menatap kedatanganku. “ ya, silahkan duduk,” Lalu aku duduk di bangku sendirian dan mengikuti pelajaran seperti biasa. Ku fok

Meraih Cinta Dalam Kesedihan Part 3

Sampailah kami berdua di sekolah. Setiap langkah disisiku ada dirinya. Dari parkiran kendaraan hingga kelasku. Kami sama sekali tidak merasa canggung atau apapun saat jalan bersama. Sungguh, aku seolah merasa ia pun juga punya rasa yang sama padaku: suka. Saat kami jalan menelusuri koridor-koridor sekolah, aku merasa ada beberapa pasang mata yang memerhatikan kami. Tapi, aku cuek saja. Memang belum banyak yang datang ke sekolah pada saat itu. Sampailah aku di depan kelas. Saat hendak masuk, Sendy menarik tanganku dan mengucapkan sebuah kata: “Dah..?!” Aku pun membalasnya dengan senyuman. Gaby, temanku itu melihat kami saat akan menuju kelas. Dari wajahnya aku merasa ada kejanggalan. Ia terlihat sangat tidak senang saat aku jalan di samping Sendy. Tapi aku tetap cuek, toh tidak ada salahnya juga aku jalan di samping Sendy. Aku baru ingat jika hari ini aku ada tugas untuk menjaga koprasi. Terpaksa aku menjaga koprasi sendiri. Seharusnya aku bertugas bersama Putr

Tak Mengharapkan (Cerita Comedy)

Jam 22.00 WIB gue yang masih belum ngantuk nyempetin buat ngestalk akun dia. Siapalagi kalau bukan Jafran, cowok yang selama ini gue taksir dan yang enggak peka akan perasaan gue. Sumpah ! Gue kayaknya udah sering ngasih kode buat dia. Mulai dari bikin username pakai inisial namanya, update status tentang dia, dan banyak lagi kode-kode yang gue buat. Tapi kaya tai kucing yang ada di jalan, dia enggak peduli. Suatu hari di cuaca yang mendung gue buru-buru lari ke gerbang sekolah biar gue bisa pulang sebelum hujan datang. Namun, gue kalah cepet sama air. Di saat gue baru sampai pos satpam hujan turun dengan derasnya. Alhasil, gue nungguin hujan reda di pos satpam sekolah. Gue curiga kayaknya ada yang habis ngaaca. Gue yakin banget ada yang habis ngaca. Gue yakin banget ! Dipikiran gue sekarang adalah gue bertanya-tanya siapa sih orang yang habis ngaca ? Jadinya kan gini hujan ! Gue nengok ke belakang buat mastiin apakah ada orang lain di pos satpam ini. Gue kaget saat me