Meraih Cinta Dalam Kesedihan Part 3


Sampailah kami berdua di sekolah. Setiap langkah disisiku ada dirinya. Dari parkiran kendaraan hingga kelasku. Kami sama sekali tidak merasa canggung atau apapun saat jalan bersama. Sungguh, aku seolah merasa ia pun juga punya rasa yang sama padaku: suka.
Saat kami jalan menelusuri koridor-koridor sekolah, aku merasa ada beberapa pasang mata yang memerhatikan kami. Tapi, aku cuek saja. Memang belum banyak yang datang ke sekolah pada saat itu.
Sampailah aku di depan kelas. Saat hendak masuk, Sendy menarik tanganku dan mengucapkan sebuah kata: “Dah..?!” Aku pun membalasnya dengan senyuman.
Gaby, temanku itu melihat kami saat akan menuju kelas. Dari wajahnya aku merasa ada kejanggalan. Ia terlihat sangat tidak senang saat aku jalan di samping Sendy. Tapi aku tetap cuek, toh tidak ada salahnya juga aku jalan di samping Sendy.
Aku baru ingat jika hari ini aku ada tugas untuk menjaga koprasi. Terpaksa aku menjaga koprasi sendiri. Seharusnya aku bertugas bersama Putri hari ini.
Dengan malas-malas aku menuju ke koprasi dan berjaga di sana. Memang membosankan menjaga koprasi, apalagi aku hanya sendiri. Coba saja jika Putri sekarang masih ada.
Put.. kenapa hariku selalu terasa berat dijalaninnya kalau enggak sama kamu ?” batinku.
Ingin sekali aku menangis. Bukan lantaran aku ditugasi menjaga koprasi sendiri, tapi karena aku teringat akan Putri. Sebelumnya kami pernah menjaga koprasi bersama saat kelas tujuh. Sangat asik dan menyenangkan jika diingat.
Aku sangat sangat tidak merasakan bahwa aku menangis kembali mengingat hal itu. Mengapa sejak Putri meninggal aku menjadi sering sekali menangis ? Apakah aku terlalu lemah ? Berarti aku telah mengecewakan sahabatku itu ? Padahal pada mimpiku itu aku telah berjanji untuk kuat dalam menghadapi semua tanpanya. Segera ku seka air mata ini dengan sebuah sapu tangan hijau pemberian Putri. Sapu tangan itu awalya hilang. Tapi, akhirnya ku temukan kembali di bawah bantal tempat tidurku.
Apakah kau tahu apa saja barang pemberian oleh Putri ? Tepatnya adalah kenangan-kenangannya ? Ada begitu banyak barang-barang pemberian dari Putri. Bahkan kami memiliki banyak barang yang kembar. Jika dihitung memang banyak barang kami yang kembar. Baju, jam tangan, sandal, sepatu, ikat rambut, cincin, gelang, casing handphone, dan masih banyak lagi.
Barang itu masih ada pada kami. Entah jika Putri, mungkin sudah di simpan dan tidak akan dipakai lagi oleh sang pemiliknya.
Ku seka kembali pipiku dengan sapu tangan ini. Untungnya tidak ada siapa-siapa pada saat itu. Jika ada yang tahu aku menangis, pasti sudah menjadi bahan bicaraan.
kak, dari tadi aku liatin kakak nangis terus,”
Suara itu mengejutkanku, ‘dari tadi’, dia bilang ‘dari tadi’. Artinya sejak tadi ia melihatku menangis ? Siapa dia ? Aku sama sekali tidak bisa mengingat suara-suara saat ini. Pikiran ku sedang kacau. Hatiku sedang gelisah, sedih, tapi aku juga sedang merasakan cinta.
eh, enggak dek,” ucapku berbohong.
Lalu aku mencari siapa orang yang barusan berbicara padaku. Dan aku mendapati Hanny. Dia adalah adik dari Putri. Rasanya aku ingin berlari, tapi bagaimana ,mungkin ? alasan mengapa aku ingin menghindar darinya adalah karena aku tak ingin dia membicarakan ataupun mengungkit-ungkit tentang Putri. Sudah cukup sedih jika aku mengingat Putri.
Tapi dugaanku itu salah, ternyata ia hanya memberikan ku sebuah motivasi lalu pergi menuju kelasnya.
aneh.. benar-benar aneh,” batinku setelah melihat Hanny pergi.
Apakah kau tau apa yang Hanny katakana padaku ? Ia mengatakan sesuatu seperti ini :”Kakak jangan lemah gitu, ayo jangan nangis nangis mulu. Emang nangis itu bakalan menolong apa ? enggak kak ! enggak, emang kakak anak kecil yang harus menangis dulu baru ditolong ? harusnya kakak bisa kuat, kak Putri juga bakal sedih kalo liat kak Melly kaya gini. Ayo kak semangat !!”
Memang aneh jika dipikir-pikir. Seorang anak yang di bawah usiaku memotivasi dengan cara seperti itu.
Ku cerna tiap perkataannya. Benar juga memang. Untuk apa aku menangis ? Tak ada gunanya juga. Mungkin aku memang lemah sangat lemah. Padahal orang-orang mengira aku adalah pribadi yang kuat, selalu ceria, periang, dan tak cengeng seperti ini.
Baiklah. Akan ku buktikan bahwa aku bisa menghilangkan sedihku ini. Aku akan menjadi pribadi yang seperti orang-orang kira. Ceria, periang, dan selalu kuat dalam menghadapi sebuah masalah.
Terima kasih Hanny. Walau kau lebih muda dariku tapi pikiranmu ternyata lebih dewasa. Aku sungguh merasa malu pada diriku sendiri.
Kata-katamu sangat berarti, akan ku lakukan itu semua. Kau akan lihat hasilnya sebentar lagi.
Dan sekali lagi, terima kasih Hanny.


Komentar

Most Popular

GO MY LOVE Part 1 (CERBUNG ROMANTIS)

GO MY LOVE Part 2 (CERBUNG ROMANTIS)

GO MY LOVE PART 4 (cerbung romantis)

GO MY LOVE PART 3 (cerbung romantis )

Andela Yuwono Gen 3 JKT48

PELET KUMIS POCONG

MERAIH CINTA DALAM KESEDIHAN Bag.2 (cerpan)